Bukti Malaikat dari Cahaya: Proses Terjadinya Petir (2)

Petir adalah pekerjaannya malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya cambuk dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.(H.R Tirmidzi)

Tafsiran hadis ini mengumpamakan bahwa petir adalah malaikat dengan cambuknya yang dari api untuk mengarahkan awan. Apakah benar? Mari kita pandang dari sudut ilmiah.

Petir terdiri dari dua, yakni Halilintar dan Kilat. Halilintar adalah suara yang dihasilkan petir, sedangkan Kilat adalah cahaya yang dihasilkan Petir. Petir sendiri merupakan gejala alam berupa lompatan listrik akibat adanya perbedaan potensial antara awan satu dengan awan lain. Awan mempunyai potensial listrik yang berbeda-beda. Semakin hitam awan, semakin besar kandungan uap airnya, semakin banyak gesekan yang timbul antar uap air, semakin besar listrik statis yang terkandung, semakin besar muatan listriknya.

Suhu dari petir dapat mencapai 50.000 Kelvin atau setara dengan 49.727 0C. Suhu ini akan menyebabkan perbedaan tekanan. Karena perbedaan tekanan dan suhu, timbullah angin. Maka, tidak heran jika ada fenomena badai angin disertai petir menyambar-nyambar. Dari penjelasan tersebut sudah jelas akan ada angin yang ditimbulkan oleh petir, yang kemudian angin tersebut akan menggiring awan.

Bagaimana dengan cambuk api yang dimaksud Rasulullah SAW? Cambuk api yang termaksud adalah Kilat atau lompatan listrik. Dari data yang bisa dikumpulkan melalui kajian pustaka, kecepatan lompatan listrik mencapai 1 x 108 m/s. Sekitar 1/3 dari kecepatan cahaya. Dan lompatan listrik  atau yang dalam skala kecil disebut sebagai bunga api, tidak lain adalah reaksi Fisis. Sama seperti listrik, api merupakan salah satu bentuk reaksi Fisis. Reaksi Fisis dapat berupa api, percikan, dan ledakan. Jadi, Kilat bukanlah cahaya karena kecepatan Petir kurang dari kecepatan cahaya. Dan Kilat adalah sama seperti api, yakni reaksi Fisis dimana senyawa-senyawa di sekitar awan seperti Uap Air (H2O), gas Oksigen, Nitrogen, Karbon dioksida, terbakar atau terionisasi.

Bukti di atas menunjukan proses terjadinya huja. timbul pertanyaan baru  Apakah Petir bukan Malaikat? Allahu a’lam. Salah satu ayat dari Ar-Ra’d berikut akan menjelaskan Petir yang terdiri dari Kilat dan Halilintar sebagai ketakutan (adzab) dan harapan (tanda hujan).

Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.

Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.(QS. Ar-Ra’d [13]: 12-13)

Ayat ini memperkuat bahwa malaikat mampu melepaskan halilintar. halilintar sendiri adalah bentuk energi, jika saja terkena pada materi bisa saja materi rusak. maka apakah malaikat termasuk materi.

referensi

https://multatulie.wordpress.com/2015/02/22/kebenaran-rasulullah-saw-antara-malaikat-dan-petir/

 

Leave a comment